Nama daerah: Pegagan; Gagain; Pegaga; Penggaga; Ganggagan; Bagigan; Kerok; Calingan.
Deskripsi tanaman: Tanaman penutup tanah, termasuk tumbuhan herba dengan batang horizontal, setiap ruas keluar akar dan menjalar ditanah. Daun berbentuk ginjal, bergerigi, dan pada pangkal berbentuk pelepah. Bentuk bunga panjang berkelopak 2-3, berhadapan dengan daun. Perbanyakan dengan tunas akar.
Habitat: Tumbuh liar ditanah yang agak lembab di daerah dengan ketinggian 1-2500 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Seluruh bagian tumbuhan
Daerah : meselangan, ubar serai, gowok, manting atau kastolam.
Asing :
Sifat Kimiawi : Minyak Atsiri (0.05%) yang mengandung sitral, eugenol, Tanin dan flavonida.
Efek Farmakologis : Daun - rasa kelat dan wangi, Astringent, memperbaiki sirkulasi.
Bagian tanaman yang digunakan : Daun, kulit batang, buah dan akar.
Uraian tanaman :
Pohon salam tumbuh liar di hutan, di daerah pegunungan maupun ditanam di halaman rumah sebagai tanaman bumbu. Tumbuhan berbatang besar dan tinggi ini, tingginya bisa mencapai 25 m. Daunnya yang rimbun, berbentuk lonjong / bulat telur, berujung runcing bila diremas mengeluarkan bau harum. Bunganya putih dan harum. Buahnya keciI-kecil sebesar buni dan rasanya sedikit sepat. Ketika masih muda buahnya berwarna hijau, kemudian kalau sudah tua berwarna merah kehitaman.
Cara budidaya : Dengan biji atau stump.
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.
1. Diare : Daun 15 gr dicuci, direbus dengan 1 gls air selama 15 mnt, tambah sedikit garam, saring lalu diminum sekaligus. Bisa juga kulit batang dipotong lalu diminum seperti teh.
2. Kencing Manis : Daun 7 lbr dicuci bersih, direbus dengan 3 gls sampai menjadi 1 gls, disaring dan diminum untuk 2x.
3. Maag : Daun 15-20 lbr, cuci dan rebus dengan 0.5 ltr air sampai mendidih, tambahkan gula merah secukupnya dan minum sebagai teh.
4. Mabuk alkohol : Satu genggam buah salam masak dicuci bersih, ditumbuk sampai halus, peras dan saring lalu minum.
5. Kudis, gatal : Daun atau kulit batang atau akar, dicuci bersih lalu digiling halus sampai manjadi adonan seperti bubur, balurkan ketempat yang sakit. Gambar dikopi dari tokoherbalonline.file.wordpress.com
Nama daerah: Daun urat; Ekor angin; Ekor menjangan; Ki urat; Ceuli uncal; Meloh kiloh; Otot-ototan; Sembung otot; Suri pandak; Sang koba; Terongoat
Deskripsi tanaman: Tumbuhan terna tahunan, berkembang secara luar biasa dengan rimpang tegak, tinggi tanaman 60-80 cm.
Habitat: Tumbuh di tanah yang disinari matahari atau agak teduh, dipinggir-pinggir jalan berumput dan di lapangan rumput, di hutan atau tempat terbuka.
Bagian tanaman yang digunakan: Seluruh bagian tanaman
Kandungan kimia: Lendir; Asam D-galakturonat; Pluntagon; ankobin(glikosid); Nivertin; Emulsin(enzim); Vitamin C; Alkaloida; Tanin; Minyak lemak
Khasiat: Anti inflamasi; Diuretik; Antipiretik; Ekspektoran
Nama simplesia: Plantaginis majoris herba
RESEP TRADISIONAL:
Bisul:
Seluruh tanaman daun sendok 3 tanaman; air 2 gelas, Campuran direbus sampai diperoleh 1 gelas; disaring, Diminum sehari 1 kali 1 gelas.
Kudis:
Daun sendok segar 7 lembar; Daun sambiloto segar 7 lembar; air 2 gelas, Campuran direbus hingga diperoleh 1 gelas; disaring, Diminum sehari 2 kali; 1 gelas.
Batu ginjal:
Herba daun sendok segar 7 g; Akar alang-alang 7 g; Daun keji beling segar 2 g; Herba kumis kucing segar 6 g; Herba meniran segar 2 g; Air 130 ml, Dibuat infus atau dipipis, Diminum 1 kali sehari 100 ml; apabila dibuat pipisan; diminum 1 kali sehari 1/4 cangkir; diulang selama 14 hari.
Hepatitis dan Radang usus:
Herba daun sendok segar 1 genggam; Rimpang temu lawak segar 7 keping; Air secukupnya, Rimpang temu lawak segar disangrai; kemudian dipipis bersama herba daun sendok, Diminum 1 kali sehari 1/4 cangkir; diulang selama 7 hari sampai 14 hari.
Rematik:
Herba daun sendok segar secukupnya; Air secukupnya, Dipipis hingga berbentuk pasta, Dioleskan pada bagian yang sakit; diperbaharui setiap 3 jam sekali.
Wasir:
Herba daun sendok segar 1 genggam; Daun wungu segar 7 helai; Air 100 ml, Dibuat infus atau diseduh, Diminum 1 kali sehari 100 ml; diulang selama 14 hari.
Nama daerah: Godong sewu; Daun hidung berdarah; Gandana; Momadra
Deskripsi tanaman: Herba (Rumput - rumputan)tinggi 15-50 cm. Daun bercangap menyirip, pada masa vegetatif, daun tumbuh membentuk roset, karena batang belum muncul di atas tanah, lebar anak daun hanya 2 mm. Bunga pada tandannya membentuk payung berwarna kemerahan atau putih, tabungnya berwarna kuning, pada saat berbunga tangkainya tumbuh cepat sehingga tampak ruasnya memanjang. Buahnya kecil-kecil dan kulit tidak pecah.
Habitat: Tumbuh baik pada ketinggian tempat 900-1500 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Seluruh bagian tumbuhan
Kandungan kimia: Akhileina; Stakhidrina; Kholina; Polina; Apigenin; Inulin; Flavon; Glikosida benzaldehidsianhidrin; Zat samak; Asparagin; Minyak lemak.
Daun seribu kering 30 g; Air 2 gelas, Daun direbus hingga cairannya tinggal 1 gelas, Diminum setiap jam
Gangguan pencernaan:
Daun seribu ditumbuk halus 1 sendok makan; Madu 1 sendok makan, Keduanya diaduk menjadi satu, Sehari minum 3 kali; tiap kali minum 1 cangkir; setiap hari hendaknya makan buah pepaya.
Deskripsi tanaman: Perdu, merambat, batang berkayu, berbuku-buku, bersalur, berwarna hijau keabu-abuan. Daun tunggal, bulat panjang, berwarna kuning kehijauan sampai hijau tua, yang sudah bisa dipetik biasanya sudah selebar 10 cm, panjang 15 cm. Buah buni, bulat, berwarna hijau keabu-abuan.
Habitat: Tanaman ini dapat tumbuh di daerah yang lembab.
Daun sirih 2 helai; Cabai jawa 3 buah; Lempuyang emprit 1 rimpang; Beras sedikit; Air sedikit; Arak secukupnya, Ramuan dihaluskan dengan bantuan sedikit air; kemudian ditambah arak secukupnya, Digosokkan pada kaki yang bengkak sebelum tidur.
Keputihan:
Daun sirih 2 helai; Daun Jambu biji 5 helai; Air 210 ml, Dibuat infus, Dicebokkan 2 kali sehari.
Malaria:
Daun sirih segar 20 helai; Daun sembung 20 helai; Daun asam 1 genggam; Daun beluntas 20 helai; Kulit kayu pulai 3 jari tangan; Air 2 panci, Dididihkan, Uapnya digunakan untuk mandi ukub(mandi uap).
Napas/mulut bau:
Daun sirih 3 g; Air 110 ml, Dibuat infus, Untuk berkumur 2 kali sehari; tiap kali pakai 50 ml.
Nyeri sendi:
Buah sirih 5 butir; Lempuyang emprit 1 rimpang; Ragi secukupnya, Dihaluskan ditambahan arak, Digosokkan pada tempat yang nyeri.
Pendarahan hidung(mimisan):
Daun sirih, Diremas dan digulung, Dimasukkan ke dalam hidung.
Radang mulut:
Daun sirih 2 helai; Air 110 ml, Dibuat infus, Untuk berkumur 2 kali sehari; tiap kali pakai 100 ml.
Suara parau dan Batuk:
Daun sirih 2 g; Buah kapulaga 1 g; air 110 ml, Dibuat infus atau diseduh, Diminum 1 kali sehari 100 ml.
Nama daerah: Daun putri; Demung; Tulak; Puding; Daun ungu
Deskripsi tanaman: Tumbuhan perdu, tinggi lebih kurang 8 meter. Daun berbentuk lonjong, berhadapan, berlendir. Bunga berbentuk bintang, keluar dari pucuk daun, kelopak bunga besar dan berbentuk daun, warna putih.
Habitat: Tumbuh di dataran rendah sampai 1250 m dpl, sebagai tanaman hias atau tanaman pagar.
Daun wungu segar 7 helai; Rimpang temu lawak 5 keping; Air 110 ml, Dibuat infus atau diseduh, Diminum 1 kali sehari 100 ml; diulang selama 7 hari.
Wasir:
Daun wungu segar 7 helai; Daun duduk 7 helai; Menyan madu 1/2 sendok teh; Norit 1/2 tablet; Air secukupnya, Dipipis, Diminum sehari 1 kali tiap kali 1/4 cangkir; diulang selama 14 hari.
Bisul:
Daun wungu beberapa helai; Air secukupnya, Dipipis hingga berbentuk pasta, Dioleskan pada bisul atau bagian kulit yang bengkak.
Nama daerah: Dalima; Glima; Dalimo; Gangsalan; Talima; Dilimene
Deskripsi tanaman: Tanaman perdu, tinggi 2-5 meter. Batang berkayu, bulat, bercabang, berduri, batang muda berwarna cokelat setelah tua berwarna hijau kotor. Daun tunggal, bentuk lanset, panjang 1-8 cm, lebar 5-15 mm, bertulang menyirip, warna hijau. Bunga tunggal di ujung cabang, mahkota membulat berwarna merah atau kuning. Buah buni, bulat, diameter 5-12 cm, warna hijau kekuningan.
Habitat: Tanaman ini banyak tumbuh liar dihutan-hutan atau di tanam dikebun sebagai tanaman hias/buah-buahan.
Bagian tanaman yang digunakan: Kulit kayu ; Kulit buah ; Akar
Nama simplesia: Granati Cortex, Granati fructus Cortex, Granati Radix
RESEP TRADISIONAL
Disentri:
Daun delima putih segar 5 g; Rimpang temu giring 2 g; Daun jambu biji segar 6 g; Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum 1 kali sehari 100 ml; diulang selama 7 hari.
Keputihan:
Kulit buah delima segar 5 g; Daun beluntas segar 6 g; Herba tapak liman 5 g; Majakan 1 g; Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum 1 kali sehari 100 ml; diulang selama 7 hari
Obat cacing:
Akar delima putih 1 jari; Rimpang temu giring segar 1 jari; Air 110 ml, Dibuat infus atau diseduh, Diminum 1 kali sehari 100 ml; diulang selama 4 hari.
Daerah : Sunda : Jamblang. Dalas, dhuwak. Bali : juwet.
Asing :
Sifat Kimiawi : kaya kandung an kimia, yang sudah di keta-hui antara lain รจ Buah : zat penyamak tanin, minyak terbang, damar, asam gallus dan glicosida. Biji : tanin, asam galat, glukosida phytomelin, alfa‑phytostcrol yang bersifat anticholesteremik. Kulit : Zat samak
Efek Farmakologis : Tanaman ini memiliki sifat Rasa manis, Netral, astringent antimalline, anticholesteremik, anti ‑ diabeticum.
Bagian tanaman yang digunakan : Bunga, biji dan kulit.
Cara budidaya : Perbanyakan tanaman dengan menggunakan biji. Pemeliharaan mudah, perlu cukup air dengan cara penyiraman yang cukup, menjaga kelembaban dan pe-mupukan terutama pupuk dasar.
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.
1. NGOMPOL : 7 butir biji juwet di giling sampai halus, lalu di rebus dengan 2 cangkir air bersama gula jawa. Sampai airnva tinggal separonya. Minum setiap hari 1 cangkir sekitar jam 5 sore sampai sembuh.
2. MENCRET karena masuk angin, Udara dingin dll : Kulit dahan sekitar 1 jari kering, direbus dengan 2 gelas air mendidih jadi 1 gelas. Saring, minum.
3. DIABETES (KENCING MANIS) : Biji 15 butir ditumbuk halus, bus dengan 2 gelas air sampai jadi satu gelas. Bagi menjadi 3 bagian dan minum untuk satu hari. Ulangi setiap hari sampai badan tcrasa segar dan tidak lesu lagi. Atau รจ Kulit pohon duwet 250 gr (basah), di potong ‑ potong, rebus dengan 3 gelas air samapai jadi 2 gelas.disaring, minum sedikit‑sedikit sampai habis dalam satu hari.
Nama daerah: Cabe jawa; Cabe alas; Cabesulah; Cabean; Cabe dhawa; Cabai solah; Cabia; Cabe ongghu; Lada panjang
Deskripsi tanaman: Tumbuh-tumbuhan memanjat menahun, panjang batang sampai 10 meter. Batang mengeras menyerupai kayu, tiap ruas (nondus)keluar akar lekat. Daun bulat memanjang dengan bagian dasarnya berbentuk jantung, ujungnya meruncing. Bunganya berkelamin tunggal yang tersusun dalam bulir dan tumbuh tegak. Bulir jantan lebih tegak daripada bulir betina. Buahnya buni, sebelum masak berwarna hijau, keras rasanya pedas dan tajam (di pasaran dunia lebih bermutu dan disukai daripada yang telah masak), bila telah masak berwarna merah, lembek dan rasanya manis.
Habitat: Cocok ditanam di pekarangan dan di ladang yang tanahnya tidak lembab dan banyak mengandung pasir dengan ketinggian sampai 600 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Buah
Kandungan kimia: Minyak atsiri; Pipernia; Piperidina; Hars; Zat pati; Minyak lemak
Daerah : Paku rane (sunda), tai lantuan (madura), Usia (ambon)
Asing : Scrawl ; Cina : Shi Shang Be
Sifat Kimiawi : Kandungan kimianya belum banyak diketahui.
Efek Farmakologis : Tumbuhan ini bersifat : anti piretik (penurun panas), anti toxic, anti kanker (anti neoplastik), hemostatik (menghentikan pendarahan), anti bengkak (anti oedem). Pembersih darah, stomakikum. Dalam farmakologi Cina di sebutkan tumbuhan ini memiliki rasa manis dan sifat hangat.
Bagian tanaman yang digunakan : Seluruh tanaman, pemakaian kering atau segar.
Cara budidaya : Perbanyakan tanaman dg menggunakan stump. Pemeliharaan mudah, perlu cukup air dg cara penyiraman yg cukup, menjaga kelembaban dan pemupukan terutama pupuk dasar.
Bagaimana Ucapan Idul Fitri yang Sesuai Sunnah?
-
Bagaimana Ucapan Idul Fitri yang Sesuai Sunnah? Sehubungan dengan akan
datangnya Idul Fitri, sering kita dengar tersebar ucapan: *“MOHON MAAF
LAHIR & BATH...
Cara Membuat Serabi Solo
-
gambar dari http://www.transtiket.comAda berbagai macam jenis serabi yang
kita kenal. Serabi Bandung, serabi Yogya, serabi Solo di antaranya. Di sini
akan...