Deskripsi tanaman: Perdu merambat, panjang batang sampai 5 meter. Batang berkayu, bercabang-cabang, cabang muda berwarna hijau, berduri. Daun tunggal, bulat telur. Perbungaan bentuk bulir, terdapat di ketiak daun dan di ujung cabang. Kelopak berwarna hijau kekuningan. Putik berwarna putih sampai merah tua. Buah tergolong buah batu, biji kecil, pipih berwarna hitam. Akar tunggang.
Habitat: Tumbuh di dataran rendah dalam semak belukar dan sebagai tanaman pagar.
Bagian tanaman yang digunakan: Biji
Kandungan kimia: Trigonelina; Minyak lemak; Gom; Resin
Khasiat: Antelmintik; Tonik
Nama simplesia: Quisqualidis indicae semen
Resep tradisional:
Obat cacing
Biji ceguk 5 butir; Air 1 cangkir, Biji ceguk ditumbuk; kemudian direbus hingga 1/2 cangkir, Diminum 2 kali sehari.
Daerah : Aceh : Ceremoi, Jawa : Cerme, Madura: Careme, Sunda : Careme, Bali : Cermen, Bugis: Caramele, Bima: Sarume, Ternate : Ceremin
Asing : Country gooseberry
Sifat Kimiawi : Kaya kandungan kimia antara lain Daun, batang : Tanin, Saponin, flavonoida & polifenol. Kayunya : Tanin, Saponin, flavonoida, polifenol & alkaloid.
Efek Farmakologis : Daun cerme berkhasiat untuk urus-urus dan obat mual, akar untuk asma dan daun muda untuk sariawan. Sifatnya - anti inflamasi, anti radang, mencegah muntah. Biji dan akar merupakan “purgans” yang kuat.
Bagian tanaman yang digunakan : Daun, Daun muda dan akar.
Cara budidaya : Perbanyakan tanaman dg menggunakan biji. Pemeliharaan mudah, perlu cukup air dg cara penyiraman yg cukup, menjaga kelembaban dan pemupukan (jangan pakai pupuk kimia).
Resep tradisional:
1. Urus-urus : daun sebanyak sekitar 3 gr dicuci, dikeringkan, tumbuk halus dan seduh dengan 1/2 gls air matang, dinginkan dan minum semuanya.
2. Mual : Beberapa daun dikunyah, airnya ditelan dan ampasnya dibuang.
3. Asma : beberapa akar kering (1 gr) digiling halus, seduh dengan air panas, minum (hati hati karena akarnya agak beracun)
4. Sariawan : seperti no. 2
5. Bubulen : akar segar ditumbuk dan tempelkan ketempat yang sakit
6. Kegemukan : minum teh daun cerme yang dikeringkan, penggunaan harus terbatas dan jaga efek samping.
Sifat Kimiawi : Karbohidrat yang menyerap air, zat lemak dan alkoloid siklein, kardioplegikum, tentradine dan dimetil tentradine. Polifenol, saponoid dan flavonoida.
Efek Farmakologis : Rasa agak manis, anti demam, anti racun, menurunkan tekanan darah.
Bagian tanaman yang digunakan : Rimpang dan daunnya.
Cara budidaya : Menggunakan stek batang, menghendaki tempat terbuka dan sedikit terlindung. pemeliharaannya mudah sekali.
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.
1.Tekanan darah tinggi : daun diremas dengan air sampai menjadi hijau, biarkan menjadi agar-agar dan diminum dengan gula jawa.
2.Demam : rimpang diiris halus, direbus dan perasannya diminum sebagai obat demam, atau akar cincau secukupnya disedu dan diminum.
3.Gangguan perut, Nyeri : seperti no. 1
4.Keracunan makanan udang : seperti no. 1
5.Radang lambung, typhus, penyakit usus : daun segar 50 gr dicuci ditumbuk sampai lumat. Tambah 4 gls air matang, diremas dan disaring. Diamkan sampai mengental dan tambahkan 5 sendok kecil gula, diminum 3 x sehari.
Merupakan tumbuhan semusim, biasanya ditempat kosang yang tidak terlalu becek seperti pinggiran selokan, pinggir kebun dan lereng tebing sungai. Bisa tumbuh baik pada ketinggian 0 - 1800 m dpl.
KLASIFIKASI - Ciplukan biasa disebut Physallis peruvianna L., atau Physallis angulata Linn atau Physallis minina Linn, termasuk famili tumbuhan Solanaceae. Tanaman ini dikenal dengan nama daerah Keceplokan, Nyornyoran atau Cecendet.
SIFAT KIMIAWI - Memiliki berbagai kandungan kimia, yang sudah diketahui a.l : Chlorogenik acid, C27H44O-H2O, Asam sitrun dan fisalin, Buah mengandung asam malat, alkaloid, tanin, kriptoxantin, vitamin C dan gula, sedangkan bijinya mengandung Claidic acid.
EFEK FARMAKOLOGIS - Tumbuhan ini bersifat analgetik, peluruh air seni, menetralkan racun (detoxifies), meredakan batuk, mengaktifkan fungsi kelenjar tubuh. Dalam farmakologi Cina disebutkan tumbuhan ini memiliki rasa pahit dan sifat sejuk.
BAGIAN TANAMAN YANG BERGUNA - Efek farmakologi ini diperoleh dari penggunaan akar, daun dan buah.
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.
1. Influenza dan Sakit tenggorokan - Tanaman 9 - 15 gram direbus air secukupnya dan diminum airnya.
2. Batuk Rejan (pertusis), Bronchitis, Gondongan - sama seperti pengobatan Influenza
3. Bisul - Daun Ciplukan 1/2 genggam dicuci, digiling halus lalu diturapkan pada bisul dan sekelilingnya, dibalut dan diganti 2x sehari.
4. Borok - sama seperti bisul, hanya ditambah air kapur sirih secukupnya.
5. Kencing Manis - Tanaman direbus 3 gelas air menjadi 1 gelas, saring dan minum.
6. Sakit paru-paru - Tanaman Ciplukan lengkap direbus dengan 3 - 5 gelas air mendidih, saring dan minum airnya 3 x sehari secangkir.
7. Ayan - Buah Ciplukan 8 - 10 buah dimakan tiap hari.
BUDI DAYA - Perbanyak tanaman dengan biji. Biji disemai kemudian tanaman muda dipindahkan ketempat penanaman. Pemeliharaan tanaman ini mudah, seperti tanaman lain dibutuhkan cukup air dengan penyiraman atau dengan menjaga kelembabab tanah. Disamping itu juga dibutuhkan pemupukan terutama pupuk dasar.
Deskripsi tanaman: Perdu merambat, panjang batang sampai 5 meter. Batang berkayu, bercabang-cabang, cabang muda berwarna hijau, berduri. Daun tunggal, bulat telur. Perbungaan bentuk bulir, terdapat di ketiak daun dan di ujung cabang. Kelopak berwarna hijau kekuningan. Putik berwarna putih sampai merah tua. Buah tergolong buah batu, biji kecil, pipih berwarna hitam. Akar tunggang.
Daerah : Aceh : Ceremoi, Jawa : Cerme, Madura: Careme, Sunda : Careme, Bali : Cermen, Bugis: Caramele, Bima: Sarume, Ternate : Ceremin
CERME
( Phyllanthus acidus (L.) Skeels.)
Famili : Euphorbiaceae
Daerah : Aceh : Ceremoi, Jawa : Cerme, Madura: Careme, Sunda : Careme, Bali : Cermen, Bugis: Caramele, Bima: Sarume, Ternate : Ceremin
Asing : Country gooseberry
Sifat Kimiawi : Kaya kandungan kimia antara lain Daun, batang : Tanin, Saponin, flavonoida & polifenol. Kayunya : Tanin, Saponin, flavonoida, polifenol & alkaloid.
Efek Farmakologis : Daun cerme berkhasiat untuk urus-urus dan obat mual, akar untuk asma dan daun muda untuk sariawan. Sifatnya - anti inflamasi, anti radang, mencegah muntah. Biji dan akar merupakan “purgans” yang kuat.
Bagian tanaman yang digunakan : Daun, Daun muda dan akar.
Cara budidaya : Perbanyakan tanaman dg menggunakan biji. Pemeliharaan mudah, perlu cukup air dg cara penyiraman yg cukup, menjaga kelembaban dan pemupukan (jangan pakai pupuk kimia).
Resep tradisional:
1. Urus-urus : daun sebanyak sekitar 3 gr dicuci, dikeringkan, tumbuk halus dan seduh dengan 1/2 gls air matang, dinginkan dan minum semuanya.
2. Mual : Beberapa daun dikunyah, airnya ditelan dan ampasnya dibuang.
3. Asma : beberapa akar kering (1 gr) digiling halus, seduh dengan air panas, minum (hati hati karena akarnya agak beracun)
4. Sariawan : seperti no. 2
5. Bubulen : akar segar ditumbuk dan tempelkan ketempat yang sakit
6. Kegemukan : minum teh daun cerme yang dikeringkan, penggunaan harus terbatas dan jaga efek samping.
Sifat Kimiawi : Karbohidrat yang menyerap air, zat lemak dan alkoloid siklein, kardioplegikum, tentradine dan dimetil tentradine. Polifenol, saponoid dan flavonoida.
CINCAU RAMBAT
(Cyclea barbata Miers)
Famili : Menispermaceae
Daerah : Camcauh, juju, tarawalu, kepleng
Asing :
Sifat Kimiawi : Karbohidrat yang menyerap air, zat lemak dan alkoloid siklein, kardioplegikum, tentradine dan dimetil tentradine. Polifenol, saponoid dan flavonoida.
Efek Farmakologis : Rasa agak manis, anti demam, anti racun, menurunkan tekanan darah.
Bagian tanaman yang digunakan : Rimpang dan daunnya.
Cara budidaya : Menggunakan stek batang, menghendaki tempat terbuka dan sedikit terlindung. pemeliharaannya mudah sekali.
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.
1.Tekanan darah tinggi : daun diremas dengan air sampai menjadi hijau, biarkan menjadi agar-agar dan diminum dengan gula jawa.
2.Demam : rimpang diiris halus, direbus dan perasannya diminum sebagai obat demam, atau akar cincau secukupnya disedu dan diminum.
3.Gangguan perut, Nyeri : seperti no. 1
4.Keracunan makanan udang : seperti no. 1
5.Radang lambung, typhus, penyakit usus : daun segar 50 gr dicuci ditumbuk sampai lumat. Tambah 4 gls air matang, diremas dan disaring. Diamkan sampai mengental dan tambahkan 5 sendok kecil gula, diminum 3 x sehari.
Merupakan tumbuhan semusim, biasanya ditempat kosang yang tidak terlalu becek seperti pinggiran selokan, pinggir kebun dan lereng tebing sungai. Bisa tumbuh baik pada ketinggian 0 - 1800 m dpl.
CIPLUKAN
Merupakan tumbuhan semusim, biasanya ditempat kosang yang tidak terlalu becek seperti pinggiran selokan, pinggir kebun dan lereng tebing sungai. Bisa tumbuh baik pada ketinggian 0 - 1800 m dpl.
KLASIFIKASI - Ciplukan biasa disebut Physallis peruvianna L., atau Physallis angulata Linn atau Physallis minina Linn, termasuk famili tumbuhan Solanaceae. Tanaman ini dikenal dengan nama daerah Keceplokan, Nyornyoran atau Cecendet.
SIFAT KIMIAWI - Memiliki berbagai kandungan kimia, yang sudah diketahui a.l : Chlorogenik acid, C27H44O-H2O, Asam sitrun dan fisalin, Buah mengandung asam malat, alkaloid, tanin, kriptoxantin, vitamin C dan gula, sedangkan bijinya mengandung Claidic acid.
EFEK FARMAKOLOGIS - Tumbuhan ini bersifat analgetik, peluruh air seni, menetralkan racun (detoxifies), meredakan batuk, mengaktifkan fungsi kelenjar tubuh. Dalam farmakologi Cina disebutkan tumbuhan ini memiliki rasa pahit dan sifat sejuk.
BAGIAN TANAMAN YANG BERGUNA - Efek farmakologi ini diperoleh dari penggunaan akar, daun dan buah.
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.
1. Influenza dan Sakit tenggorokan - Tanaman 9 - 15 gram direbus air secukupnya dan diminum airnya.
2. Batuk Rejan (pertusis), Bronchitis, Gondongan - sama seperti pengobatan Influenza
3. Bisul - Daun Ciplukan 1/2 genggam dicuci, digiling halus lalu diturapkan pada bisul dan sekelilingnya, dibalut dan diganti 2x sehari.
4. Borok - sama seperti bisul, hanya ditambah air kapur sirih secukupnya.
5. Kencing Manis - Tanaman direbus 3 gelas air menjadi 1 gelas, saring dan minum.
6. Sakit paru-paru - Tanaman Ciplukan lengkap direbus dengan 3 - 5 gelas air mendidih, saring dan minum airnya 3 x sehari secangkir.
7. Ayan - Buah Ciplukan 8 - 10 buah dimakan tiap hari.
BUDI DAYA - Perbanyak tanaman dengan biji. Biji disemai kemudian tanaman muda dipindahkan ketempat penanaman. Pemeliharaan tanaman ini mudah, seperti tanaman lain dibutuhkan cukup air dengan penyiraman atau dengan menjaga kelembabab tanah. Disamping itu juga dibutuhkan pemupukan terutama pupuk dasar.
“SAVE OUR GENERATION FROM DRUGS AND UNSAVE SEXUAL”
Drugs and sex, we usually hear about the both of them, and I think everybody will know about the effect of them for our health and for our generation. They are cause of many diseases, death, HIV AIDS, and many bad effects for human. The relationship between drug use and unsafe sexual practices among gay men has been shown in many studies. These unsafe sexual practices put gay and bisexual men at greater risk for HIV infection. Gay and bisexual men who do not use drugs report fewer acts of incentive and receptive anal intercourse without condoms than do recreational drug-using gay and bisexual men.
“SAVE OUR GENERATION FROM DRUGS AND UNSAVE SEXUAL”
Drugs and sex, we usually hear about the both of them, and I think everybody will know about the effect of them for our health and for our generation. They are cause of many diseases, death, HIV AIDS, and many bad effects for human. The relationship between drug use and unsafe sexual practices among gay men has been shown in many studies. These unsafe sexual practices put gay and bisexual men at greater risk for HIV infection. Gay and bisexual men who do not use drugs report fewer acts of incentive and receptive anal intercourse without condoms than do recreational drug-using gay and bisexual men.
Methamphetamine shows documented prevalence rates ranging between 5 percent and 25 percent of the gay and bisexual men studied across many cities from Honolulu to Denver. It is used to increase sensory experiences, especially sexual ones, and to create feelings of euphoria, which may contribute to increased sexual risk-taking. It has been associated with infrequent use of condoms, perhaps as a result of the above factors.
Methamphetamines can also increase risk for HIV/AIDS by increasing sexual sensation at the same time that it may interfere with erections, colloquially referred to as "crystal dick." A result of this problem can create "instant bottoms," a term applied by gay and bisexual men to drug users who take on the receptive role during anal intercourse. This practice is the riskiest sexual behavior that may cause HIV infection, particularly when condoms are not used. Gay and bisexual men who use amphetamines have 2.9 times greater risk of HIV infection through receptive anal intercourse than men who do not use the drug. Use of any stimulant drug, not just methamphetamines, has been associated with unprotected anal intercourse.
MDMA was reported to be in wide use among gay and bisexual men recruited from three dance clubs in New York City, and was found to be the only recreational drug associated with unsafe sex in this sample. Other drugs have been related to high-risk sexual behavior in different studies.
Circuit party weekends have also been associated with high-risk sexual behavior. A study by Mansergh et al. reported that 29 percent of their sample of gay and bisexual men had multiple sex partners during a single circuit party weekend. Of this higher-risk group, 47 percent reported unprotected anal sex. They concluded that sexual activity, including unprotected anal sex, was relatively common during these weekends.
Colfax and his associates studied 295 gay/bisexual men in San Francisco and measured drug use and sexual risk-taking during a San Francisco circuit party (CP), a circuit party held in another geographical area (distant CP), and non-CP party weekends. They found a high use of drugs during CPs. For example, at a distant CP, 80 percent used MDMA, 66 percent used ketamine, and 43 percent used crystal methamphetamines. Drug use during CP weekends was greater than during non-CP weekends.
Unprotected anal sex with partners of unknown or opposite HIV serostatus was most prevalent during distant CP weekends, perhaps because the gay/bisexual men felt less inhibited away from their own city and took more sexual risks. The strongest predictors of unprotected anal sex with opposite or unknown serostatus partners were being HIV-positive and use of crystal methamphetamines, Viagra, or amyl nitrites. The authors conclude that the level of high-risk activity during circuit parties suggests significant potential for HIV transmission.
In another study on circuit parties, Mattison et al. found that use of amyl nitrites (poppers), MDMA, ketamine, crystal methamphetamines, and GHB were associated with unsafe sex. In a large nonrandom sample of party attendees, more than 50 percent reported using alcohol, MDMA, and ketamine. Frequent use of MDMA, ketamine, and poppers had a significant association with unsafe sex at parties. Crystal methamphetamines and GHB only showed a trend although in the expected direction.
Chesney et al. suggest that conversion may be mediated by these drug-related factors:
• Stimulants and inhalants increasing arousal and delaying ejaculation.
• Disinhibition effects of drugs.
• Substance abuse and high-risk sexual behaviors occurring within social networks if unprotected anal intercourse is a norm in such networks and there is a high-risk background prevalence of HIV.
Club drugs, in particular MDMA, methamphetamines, and poppers, encourage risky sexual practices, at least among gay/bisexual men, such as multiple sexual partners and unprotected anal or receptive anal intercourse, and thus increase the risk of HIV/AIDS. Circuit parties, especially distant circuit parties, encourage high-risk sexual behaviors and club drug use among gay and bisexual men. We are not aware of studies focusing on raves with a primarily heterosexual population and increased risk for HIV/AIDS. write by :Devi Pebriani
Jakarta, Perempuan akan berusaha mati-matian untuk tampil kurus dan langsing agar terlihat sempurna saat hari pernikahannya. Tapi tanpa disadari, setelahnya banyak perempuan yang mengalami kelebihan berat badan setelah 1 tahun menikah.
Jakarta, Perempuan akan berusaha mati-matian untuk tampil kurus dan langsing agar terlihat sempurna saat hari pernikahannya. Tapi tanpa disadari, setelahnya banyak perempuan yang mengalami kelebihan berat badan setelah 1 tahun menikah.
Biasanya akan menjadi suatu kebanggaan tersendiri jika seorang perempuan bisa tampil sempurna saat hari bahagianya tersebut. Namun, saat cincin tersebut sudah tersemat di jari manisnya, maka hal ini bisa menjadi cerita yang berbeda. Karena 22 persen pengantin yang sudah menikah selama 1 tahun mengalami kenaikan berat badan.
Hal ini menunjukkan sekitar 1 dari 5 pengantin baru yang sudah resmi hidup bersama pasangannya mengalami kenaikan berat badan beberapa kilogram. Ternyata ini dikarenakan lebih dari 50 persen perempuan tersebut sudah tidak khawatir lagi mengenai berat badan atau penampilan setelah hari bahagianya, sementara yang lain menuturkan bahwa ini adalah efek dari bahagianya setelah melewati masa bulan madu.
Survei ini dilakukan terhadap 3.000 perempuan yang telah menikah. Hasil yang didapatkan lebih dari sepertiganya mengakui dirinya sulit untuk mengonsumsi makanan sehat selama satu tahun pernikahan, ini dikarenakan tidak ada sesuatu yang bisa memotivasi dirinya untuk melakukan hal itu. Perempuan ini merasa tidak perlu lagi memberikan kesan yang berarti terhadap pasangannya jika sudah menikah.
Seperti dikutip dari Dailymail, Kamis (3/12/2009) banyak sekali perempuan yang lupa menjaga ukuran pinggangnya setelah menikah dan berbulan madu. Atau ada juga yang menjadikan ini alasan paling tepat untuk melakukan balas dendam setelah berbulan-bulan kehilangan atau menjaga berat badan idealnya. Karena itu perempuan ini melupakan hal-hal kecil yang dulu selalu dilakukannya untuk memberikan hasil terbaik bagi pasangannya.
Tapi hal ini bukan berarti para suami diam saja melihat istrinya gemuk, karena 19 persen suami turut mengomentari kenaikan berat badan istrinya meskipun saat berbulan madu. Sementara itu sekitar 50 persen suami mendorong para istri agar mau melakukan diet untuk menurunkan berat badannya.
Sebaiknya seseorang memiliki tubuh yang ideal, karena jika berat badannya terlalu gemuk atau terlalu kurus akan berpengaruh terhadap kesehatannya. Orang yang memiliki berat badan di atas rata-rata bisa memicu obesitas atau penyakit jantung, sedangkan jika terlalu kurus berisiko kekurangan zat-zat penting dalam tubuh.
Tidak ada salahnya untuk melakukan olahraga secara rutin bersama pasangan atau memasak makanan sehat di akhir pekan. Selain terhindar dari risiko kegemukan, kegiatan ini juga bisa menambah keharmonisan rumah tangga.
Sumber :www.detik.com Vera Farah Bararah - detikHealth
Deskripsi tanaman: Terna tahunan, tinggi lebih kurang 1 meter. Batang semu, tegak, lunak, dan warna putih kehijauan. Daun tunggal, bentuk lanset, ujung meruncing, pangkal tumpul. Perbungaan bentuk payung, pangkal mahkota berdekatan membentuk corong, warna putih, putik panjang, warna ungu, kepala sari warna jingga. Buah kotak, bulat telur
Deskripsi tanaman: Terna tahunan, tinggi lebih kurang 1 meter. Batang semu, tegak, lunak, dan warna putih kehijauan. Daun tunggal, bentuk lanset, ujung meruncing, pangkal tumpul. Perbungaan bentuk payung, pangkal mahkota berdekatan membentuk corong, warna putih, putik panjang, warna ungu, kepala sari warna jingga. Buah kotak, bulat telur
Habitat: Tumbuh liar dan sebagai tanaman hias pada daerah tepi tepi sungai yang rindang pada dataran rendah sampai 700 m dpl
Deskripsi tanaman: Tanaman berbatang semu, seperti jahe, yang tingginya mencapai 1,5 meter dan termasuk tumbuhan berumpun. Rimpang rasanya pedas, pahit dan berbau tidak enak berwarna kuning
Habitat: Tanaman ini dapat tumbuh baik dengan ketinggian 1300 m dpl, dan banyak ditanam dihalaman rumah
Bagian tanaman yang digunakan: Rimpang
Kandungan kimia: Asam organik; Mineral; Lemak; Gom albuminoit; Gula; Damar (pahit); Minyak atsiri (Sineol, pinen, sesquiterpen)
Khasiat: Karminatif; Anti inflamasi; Analgesik; Antipiretik
Nama simplesia: Zingiberis purpurei Rhizoma
Resep tradisional:
(Bagian yang dipakai sebagai obat adalah rimpang dan daunnya).
Rimpang :
1. Sakit kuning
2. Demam, sakit kepala
3. Batuk berdahak
4. Perut nyeri, masuk angin
5. Sembelit
6. Sakit Kuning
7. Cacingan}
8. Rheumatism
9. Ramuan jamu pada wanita setelah melahirkan
10.Mengecilkan perut setelah melahirkan
11. Kegemukan
Daun :
1. Kurang nafsu makan
2. Perut terasa penuh
Cara budidaya : Menggunakan rimpang, pemeliharaan mudah dan menghendaki sedikit naungan.
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.
1 Demam, masuk angin : Rimpang segar 15 gr dicuci lalu diparut, tambahkan 1/2 cangkir air panas dan 2 sendok makan madu. Aduk merata lalu peras dan minum 2 x sehari.
2 Perut mulas : Rimpang bengle, rimpang jahe, kencur dan lempuyang wangi masing masing 1/2 jari tangan dicuci dan diiris. Rebus dengan 1 gls air bersih sampai sisa 1/2 gls, saring dan minum airnya.
3 Sakit kepala dan demam : Rimpang secukupnya diparut tambah sedikit air sampai menjadi adonan seperti bubur dipakai sebagai pilis didahi.
4 Sakit kuning : Rimpang bengle 1/2 jari dicuci lalu diparut. Tambah air masak dan madu masing-masing 1 sendok, peras, saring dan minum 2x sehari.
5 Nyeri sendi : Rimapng segar secukupnya dicuci, diparut lalu dicampur arak seperti bubur encer, borehkan kebagian yang sakit.
6 Mengecilkan perut setelah melahirkan : Rimpang secukupnya, cuci lalu parut dan borehkan kebagian perut.
7 Cacingan : rimpang bengle 3 jari, temu hitam 2 jari, 5 biji ketumbar dan 5 lembar daun sirih, dicuci, diiris lalu ditumbuk. Tambah 1/2 gls air masak, diperas, saring lalu diminum.
Nama daerah: Beunghar kucicing; Jukut lokok mala; Suket gajahan; Goro-goro
Deskripsi tanaman: Tanaman semak menahun, tinggi 30-90 cm. Batang berkayu, bulat, bercabang, warna putih kotor. Daun tunggal, tersebar berbulu, panjang 8-12 cm, lebar 6-8 cm, pertulangan menyirip, permukaan atas hijau, permukaan bawah keputih-putihan. Bunga majemuk, bentuk malai di ketiak daun dan di ujung batang, kecil, warna cokelat
Habitat: Tumbuh liar pada ladang dan perkebunan pada daerah ketinggian 500-3000 m dpl
Bagian tanaman: Seluruh bagian tanaman
Kandungan kimia: Minyak atsiri; Zat pahit artemisin; Kuebrakit; Tauremisin; Sitosterina; Adenina; Tetrakosanol; Ferneol; Stigmasterina; Amirin; Tanin; Resin
Herba baru cina 2 g; Daun poko 3 g; Rimpang teki 3 g; Herba jung rahab 2 g; Air 110 ml, Dibuat infus, diseduh atau dipipis, Diminum 1 kali sehari 100 ml; apabila dipipis diminum 1 kali sehari 1/4 cangkir
Wasir:
Herba baru cina segar 2 g; Daun wungu segar 7 lembar; Herba patikan Cina segar 3 g; Daun duduk 3 g; Herba pegagan segar 1 genggam; Air 110 ml, Dibuat infus, dipipis atau pil, Infus, diminum 1 kali sehari di pagi hari 100 ml. Pipisan, diminum 1 kali sehari 1/4 cangkir. Pil, diminum 3 kali sehari 9 pil
Rematik, Eksem:
Herba baru Cina segar 6 g; Rimpang kencur segar 7 g; Rimpang kunyit segar 7 g; Daun ketepeng 4 g; Daun kecubung 3 g; Air secukupnya, Dipipis hinga berbentuk pasta, Dioleskan pada bagian yang sakit.
Nama daerah: Brambang; Bawang beureum; dasun merah
Deskripsi tanaman: Herba semusim, tidak berbatang. Daun tunggal memeluk umbi lapis. Umbi lapis menebal dan berdaging, warna merah keputihan. Perbungaan berbentuk bongkol, mahkota bunga berbentuk bulat telur. Buah batu bulat, berwarna hijau. Biji segi tiga warna hitam.
Habitat: Dibudidayakan pada dataran rendah sampai 1300 m dpl., pada daerah lembab dan cukup air.
Bagian tanaman yang digunakan: Umbi lapis
Kandungan kimia: Minyak atsiri; sikloaliin; metilaliin; dihidroaliin; flavonglikosida; kuersetin; saponin; peptida; fitohormon; vitamin; zat pati
Khasiat: Bakterisid; ekspektoran; diuretik
Nama simplesia: Cepae Bulbus
Resep tradisional:
Batuk:
Umbi bawang merah 4 g; Daun poko 4 g; Daun sembung 3 g; Daun pegagan 4 g; Buah adas 2 g; Air 125 ml, Dipipis, dibuat pil atau direbus, Diminum sehari 1 kali, pagi hari 100 ml, dipipis diminum 1 kali sehari 1/4 cangkir, pil, diminum 3 kali sehari 9 pil.
Kencing manis:
Umbi bawang merah (dirajang) 4 g; Buah buncis (dirajang) 15 g; Daun salam (dirajang) 120 ml, Direbus, Diminum 1 kali sehari 100 ml.
Demam:
Umbi bawang merah (potong tipis) secukupnya; Minyak kelapa secukupnya; Minyak kayu putih secukupnya, Diremas-remas, Minyak tersebut dioleskan pada perut yang kembung, seluruh badan, kaki, dan tangan pada anak yang demam.
Deskripsi tanaman: Tumbuhan berumpun yang bersiung-siung, tiap siung terbungkus dengan kulit tipis. Daunnya berbentuk pita dan berakar serabut. Bunganya berwarna putih.
Habitat: Ditanam di daerah pegunungan yang cukup mendapat sinar matahari.
Nama simplesia: Alii Bulbus
Resep tradisional:
Asma; Bronkhitis; Selesma:
Bawang putih 5 g; Kayu mesoyi 1 g; Herba patikan kebo 2 g; Adas 1 g; Kapulaga 3 g; Air 110, Ditumbuk kemudian tambahkan air; diperas kemudian disaring; dididihkan, Diminum 2 kali sehari; tiap kali 100 ml; diulang sampai sembuh; untuk pemeliharaan cukup 2 hari sekali 100 ml
Obat cacing:
Bawang putih 2 g; Rimpang temugiring 4 g; Air matang 2 sendok makan, Dipipis, Diminum 1 kali sehari 1 sendok makan; diulang selama 4 hari
Tekanan darah tinggi:
Induk umbi bawang putih 2 buah; Daun seledri segar 75 g; Air matang secukupnya, Dipipis, Diminum sehari 2 kali; 1/4 cangkir
Nama daerah: Arum; Baya; Hayum; Jagur; Tarnak; Nadu
Deskripsi tanaman: Semak, berbatang tegak, bentuk bulat, warna hijau kekuningan. Daun tunggal, berseling, bentuk lanset, tepi rata, ujung runcing, pangkal tumpul, warna hijau muda sampai hijau kekuningan. Perbungaan bentuk malai, melekat di ketiak daun, kelopak berbagi lima, mahkota bunga berwarna hijau keunguan. Buah batu, biji bulat, mengkilat, warna coklat kehitaman
Habitat: Tumbuh liar dan sebagai tanaman budidaya, sebagai sayuran pada tanah lembab pada dataran rendah hingga 900 m dpl
Bagian tanaman yang digunakan: Daun
Kandungan kimia: Protein; Lemak; Karbohidrat; Kalium; Zat besi; Amarantin; Rutin; Purin; Vitamin A,B dan C
Khasiat: Antipiretik; Sudorifik; Diuretik
Nama simplesia: Amaranthi Folium
Resep tradisional:
Menguatkan hati:
Daun bayam 9 lembar; Air 300 ml, Direbus sampai mendidih, Dimakan sebagai sayuran 3 kali sehari.
Bayam duri, acap dianggap sebelah mata. Di bandingkan bayam sayur biasa, meski rasanya sama, tumbuhan ini jarang disentuh. Padahal, banyak yang tidak menyadari, selain enak, tumbuhan ini penuh khasiat, menyembuhkan disentri, bisul, sampai keputihan.
Bayam duri berasal dari suku Amaranthus. Masyarakat mengenalnya dengan bermacam nama. Di Lampung, bayam duri lebih dikenal dengan nama bayam kerui. Adapula yang mengenalnya senggang cucuk (Sunda), bayam eri, bayam raja, bayam roda, bayam cikron (Jawa), Ternyak duri, ternyak lakek (Madura).
Di Bali, namanya Bayam Kikihan, Bayam siap, atau Kerug Pasih. Sedangkan di Minahasa bernama Kedawa Mawaw, karawa rap-rap, karawa in asu, korawa kawayo. Di Makasar namanya Sinau katinting, di Bugis bernama Podo Maduri. Tapi di Halmahera Utara bayam duri lebih dikenal dengan nama Maijanga atau ma hohoru, di Ternate namanya Baya, sedangkan di Loda bernama Loda. Sebagaimana tertulis dalam buku Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 1, karya dr Setiawan Dalimartha, Trubus Agriwidya, Jakarta, 1999, tersebut bahwa dengan memanfaatkan akarnya, banyak khasiat yang bisa diambil. Misalnya untuk pengobatan bisul yang keras, wasir (hemoroid), ekzema, gusi bengkak berdarah, malancarkan pengeluaran ASI ( laktagoga ), demam, kutil, luka bakr dan di gigit ular berbisa. Seluruh tumbuhan direbus, airnya selagi hangat di gunakan untuk merendam kaki yang pegal linu, dan reumatik.
Asing :Prickly Amaranth, Le Xian Cai (Cina)
Sifat Kimiawi : Kaya kandungan kimia antara lain amarantin, rutin, kalium nitrat, piridoksin, garam-garam fosfat, besi, Vitamin A, C dan K.
Efek Farmakologis : Tanaman ini mempunyai sifat masuk meridien jantung dan ginjal. Menghilangkan panas (anti piretik), peluruh kemih (diuretik), menghilangkan racun (anti-toksin) menghilangkan bengkak, menghentikan diare dan membersihkan darah. Tanaman ini juga bersifat : Rasa manis, pahit dan sejuk.
Bagian tanaman yang digunakan : Seluruh tanaman baik segar maupun kering yang diangin-anginkan.
Cara budidaya : Dengan cara Stek ataupun biji.
Resep tradisional:
Disentri : Akar segar 30 gr dicuci bersih, ditambah 15 gr gula enau dan air bersih secukupnya lalu direbus hingga sisa 1 gelas, minum sebelum makan
Keputihan : Akar segar 30-60 gr, dicuci bersih ditambahkan sedikit gula batu, digodok dengan 3 gls air sampai 1 gls, disaring dan diminum.
TBC Kelenjar : Akar segar 30-60 gr atau seluruh tumbuhan, dicuci bersih digodok air bersih dicampur arak secukupnya, diminum.
Sakit kerongkongan : Akar segar 45 gr dicuci bersih, digodog dan diminum.
Bisul : Daun segar secukupnya dicuci bersih lalu digiling halus, campurkan madu secukupnya menutupi bisul lalu dibalut. Sehari diganti 2x.
Wasir : Segenggam daun segar dicuci, digodog dan dipakai menguapi dan mencuci wasirnya.
Eksim (Dermatitis) : Seluruh tumbuhan secukupnya digodok, tambahkan sedikit garam dan airnya digunakan mencuci bagian yang sakit.
Radang saluran pernapasan : Daun 1/4 genggam dicuci dan digiling halus, diberi air masak 3 sendok makan dan garam sedikit, diperas dan disaring lalu diminum 2x sehari
Buang air kemih tidak lancar : Satu potong akar dengan bonggolnya dicuci bersih, digodog dengan 2 gls air bersih sampai menjadi 1 gls, minum sekaligus.
Gusi luka berdarah : Tanaman secukupnya dibakar (dengan alas genteng) dan dijadikan bubuk, dipakai seperti salep dioleskan kebagian yang sakit.
Menambah produksi ASI : Satu batang bayang dicuci bersih, digiling halus dan dipakai sebagai tapal disekeliling payu dara.
Demam : Daun segar segenggam dicuci, digiling, ditambah air, dipakai sebagai tapal didahi
Deskripsi tanaman: Tumbuhan herba tegak tingginya 80-120 cm, daun berbentuk jantung terbalik, pada setiap ruas terdapat 2 daun berhadapan (oposita), ada yang berdaun hijau berurat, kemerah-merahan, lebar 5-7 kali, 3-4 cm dan bertangkai, bunga kecil-kecil, bermahkota seperti selaput, membentuk mayang pada ketiak daun dan di puncak batang. Buah bulat panjang kecil berbiji satu.
Habitat: 1-1400m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Daun
Kandungan kimia: Ferulytyramine; Ferrum
Khasiat: Antipiretik; Sudorifik; Diuretik
Nama simplesia: Iresine herbstie Folium
Resep tradisional:
Kurang darah:
Bayam merah secukupnya, Dimasak sebagai sayuran; pemanasan jangan terlalu lama, Dimakan.
Sifat Kimiawi : Banyak kandungan antara lain protein, lemak, kalsium, phosphor, besi, Vit A, B dan C.
Efek Farmakologis : Buah - rasa asam, manis, netral, anti radang, peluruh liur, peluruh kemih. Bunga - rasa manis, anti malaria. Batang dan daun - rasa asam, kelat, netral, anti radang, peluruh kemih, menghilangkan panas. Akar - rasa asam, netral, kelat (astringent), analgesik (menghilangkan sakit), anti rematik.
Bagian tanaman yang digunakan : Buah, bunga, daun dan akar.
Cara budidaya : Menggunakan biji, cangkok atau okulasi
Resep tradisional:
1 Sakit lever : 12-15 gr akar kering dicuci ditambah air, direbus dan diminum.
2 Koreng : daun segar direbus, airnya hangat-hangat untuk mencuci bagian yang sakit.
3 Bisul : daun segar digiling halus, aduk dengan air cucian beras sehingga jadi bubur, tempelkan dan balut.
4 Malaria : 15-24 gram bunga kering seduh dengan air panas/mendidih diminum sehari 2x.
5 Kanker : 1/4 genggam daun belimbing, 1/2 lembar daun pepaya muda, 1/4 genggam daun cerme muda, 1/3 genggam daun bayam merah, 2 jari wortel, dicuci bersih tambah air matang 1.5 gelas digiling halus, disaring dan airnya ditambah 1 sendok madu lalu diminum.
6 Kencing batu : 3-5 buah belimbing direbus ditambah madu dan diminum.
7 Sakit pada sendi : 120 gr akar segar dicuci bersih, dipotong seperlunya dimasukan kedalam 600 cc arak, tutup rapat disimpan 7 hari dan minum sehari 1 sloki.
8 Darah tinggi : 2 buah yang masak atau masih hijau dimakan setelah makan pagi dan makan sore.
9 Influenza, sakit tenggorokan : 90-120 gr buah belimbing segar di juice, saring dan minum airnya.
10 Sakit kepala kronis : 30-45 grm akar segar dipotong kecil-kecil dicuci bersih, ambil 120 grm tahu, tambahkan air sampai terendam di tim dan dimakan sehari sekali.
11 Diabetes melitus dan kolesterol : buah yang masak atau masih hijau 2 biji segar, dimakan setelah makan pagi dan sore.
Nama daerah: Belimbing wuluh; Belimbing buloh; Belimbing asam; Calincing; Balimbeng
Deskripsi tanaman: Tumbuhan berbatang keras, tinggi mencapi 11 meter, daun bersirip genap. Batang tidak bercabang. Bunga berbentuk bintang, berwarna merah muda sampai ungu. Buah beruang 5, bergantung pada batang atau dahan. Buah berair dan berasa asam.
Habitat: Tumbuh liar atau dibudidayakan di pekarangan yang cukup memperoleh sinar matahari.
Bagian tanaman yang digunakan: Bunga ; Buah ; Daun
Kandungan kimia: Kalium oksalat; Flavonoid; Pektin; Tanin; Asam galat; Asam ferulat
Khasiat: Antipiretik; Ekspektoran
Nama simplesia: Bilimbi Folium
Resep tradisional:
Batuk; Sakit tenggorokan; Sariawan:
Bunga belimbing wuluh segar 1 genggam; Buah adas manis secukupnya; Air 1/4 cangkir; Gula batu secukupnya, Dipipis, Diminum sehari 2 kali; pagi dan sore; tiap kali diminum 1 sampai 2 sendok makan Kencing manis: Daun belimbing wuluh segar 20 g; Air secukupnya, Dipipis, Diminum 2 kali sehari; pagi dan sore; tiap kali minum 1/4 cangkir
Deskripsi tanaman: Tanaman perdu, tinggi 1-2. Batang berkayu, bulat tegak, bercabang, batang muda berwarna ungu setelah tua berwarna putih kotor. Daun tunggal, bulat telur, tepi rata, ujung runcing, pangkal tumpul, berbulu halus, panjang 3-7 cm, lebar 2-4 cm, pertulangan menyirip, warna hijau muda sampai hijau. Bunga majemuk berbentuk malai rata, mahkota lepas, warna putih kekuningan. Buah kecil, keras, berwarna coklat
Habitat: Banyak dijumpai sebagai tanaman pagar yang dapat tumbuh baik sampai ketinggian 800 m dpl
Bagian tanaman yang digunakan: Daun
Kandungan kimia: Alkaloid; Minyak atsiri
Khasiat: Diaforetik; Analgesik; Stomakik
Nama simplesia: Plucheae indicae Folium
Resep tradisional:
Keputihan:
Daun beluntas muda segar 20 helai; Akar tapak liman 1 pohon; Air secukupnya, Dipipis, Diminum sehari 1 kali di waktu pagi; 1/4 cangkir
Nyeri persendiaan/Nyeri pinggang:
Akar beluntas segar 5 g; Rimpang kencur segar 7 g; Rimpang temu lawak segar 6 g; Rimpang kunyit segar 6 g; Air 120 ml, Dipipis, Diminum sehari 1 kali 100 ml
Malaria:
Daun beluntas segar 30 helai; Daun sirih segar 7 helai; Daun sembung segar 9 helai; Daun asam muda segar 2 genggam; Air 20 ltr , Dibuat infus, Uapkan ke tempat tidur yang digunakan ukub.
Bagaimana Ucapan Idul Fitri yang Sesuai Sunnah?
-
Bagaimana Ucapan Idul Fitri yang Sesuai Sunnah? Sehubungan dengan akan
datangnya Idul Fitri, sering kita dengar tersebar ucapan: *“MOHON MAAF
LAHIR & BATH...
Cara Membuat Serabi Solo
-
gambar dari http://www.transtiket.comAda berbagai macam jenis serabi yang
kita kenal. Serabi Bandung, serabi Yogya, serabi Solo di antaranya. Di sini
akan...